Eliza
Urbanus Pupella dilahirkan dari suatu keluarga guru pada tanggal
24 April 1910 di Desa Hila Pulau Ambon. Ia keturunan dari keluarga
Pupella di Desa Amahusu Pulau Ambon. Setelah menamatkan pendidikan
dasar pada “Europeesche Lagere School” di Ambon, Eliza
melanjutkan studinya ke Makassar (Ujung Pandang) dan masuk sekolah
“MULO”. Setelah tamat belajar di MULO, Eliza langsung bekerja
pada perusahaan minyak pelumas Belanda (BPM). Jiwa nasionalisme
yang diwarisi dari ayahnya mendorong ia segera terjun ke dunia
politik dan aktif dalam zaman pergerakan nasional. Ia mulai aktif
di organisasi “Yong Ambon” dan “Sarekat Ambon”
dan Partai Indonesia Raya (PARINDRA) yang memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.
Pupella
dipecat pemerintah Belanda dan pindah ke Bali tahun 1930. Di Bali
ia aktif lagi dengan teman-teman seperjuangan di sana dan dipecat
lagi. Tahun 1933 kembali ke Makassar, kemudian pada tahun 1934 ke
Jogyakarta dan belajar di Perguruan Nasional “Taman Siswa”
yang dipimpin Ki Hajar Dewantara. Setelah kembali ke Ambon,
Pupella mendirikan “Balai Pendidikan” yang berazas
nasionalisme seperti Taman Siswa. Di Ambon ia kembali aktif dalam
bidang politik dan memimpin organisasi politik “Sarekat Ambon”
cabang Ambon, dan berjuang dengan rekan-rekannya di lembaga “Ambon
Raad” melawan organisasi-organisasi sosial dan politik yang
pro Belanda.
Pada
zaman pendudukan Jepang, Pupela diangkat oleh pemerintah militer
Jepang untuk mengatur masyarakat Ambon karena ia mempunyai wibawa
baik terhadap masyarakat Kristen maupun Islam. Setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Pupella meneruskan perjuangan
mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan rekan-rekannya ia berjuang di Ambon dan Makassar.
Sebagai anggota Parlemen NIT (Negara Indonesia Timur) ia terkenal
sebagai tokoh yang melikuidir “Negara Bagian” ini ke
dalam negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian Elisa Urbanus
Pupella menjadi anggota Parlemen RIS dan DPR Ri (1950 – 1956)
mewakili rakyat Maluku. Wadah perjuangannya adalah organisasi
politik PIM (Partai Indonesia Merdeka) dan PNI (Partai Nasional
Indonesia). Pada usia lanjutnya, Bapak E. U. Pupella masih tetap
mengabdi pada masyarakat sebagai seorang wiraswasta. Pupella
meninggal dunia pada tanggal 16 Agustus 1996 di Ambon, karena
jasa-jasa dan pengabdiannya ia dihargai dan diakui sebagai “
TOKOH PEJUANG DAN PERINTIS KEMERDEKAAN INDONESIA” |