Martinus
Putuhena dilahirkan dalam suatu keluarga nelayan pada tanggal 27
Mei 1901 di Desa Ihamahu Pulau Saparua. Ia keturunan keluarga
besar Putuhena dari Desa Ihamahu di Pulau Saparua. Setelah
menamatkan pendidikan dasar pada “Saparoeasche School”
di Saparua tahun 1916, ia melanjutkan studi ke sekolah menengah
yaitu “MULO” di Tondano (Minahasa) dan tamat pada tahun 1919.
Kemudian
melanjutkan ke AMS Jurusan B di Jogyakarta dan lulus pada tahun
1929. Sesudah itu ia ke Bandung dan berkuliah di Technese
Hoge School (THS) yaitu Sekolah Tinggi Teknik (Pendahulu
ITB), lulus tahun 1927 dan menyandang gelar Insinyur Sipil.
Putuhena adalah putera Maluku (Ambon) pertama alaumnus THS Bandung.
Ir.
Martinus Putuhena memulai kariernya dengan bekerja pada Jawatan
Pekerjaan Umum dan Tenaga di Bandung dan kemudian bertugas
diberbagai tempat antara lain di Jakarta, Purwakerto, Curebon.
Menjelang Perang Dunia II bertugas ke Lombok sebagai Kepala
Jawatan Pekerjaan Umum dan Tenaga. Dimasa berkuliah di Bandung,
Putuhena mulai berkenalan dengan politik dan sangat dekat dengan
Bung Karno teman yang karib. Ia pun menjadi anggota “Algemeene
Studie Club” yang didirikan tahun 1925 dan selalu ikut
dalam kegiatan-kegiatan politik dengan tokoh-tokoh pergerakan
nasional. Pada zaman Jepang, Ir. Martinus Putuhena sering
dipenjara dan nyaris terbunuh karena tuduhan menentang kekuasaan
Jepang. Setelah kembali bertugas ke Jakarta, Putuhena segera
terlibat dalam revlusi kemerdekaan.
Setelah
Proklamasi Kemerdekaan dan pembentukan pemerintahan negara
Indonesia, Ir. Martinus Putuhena sampai tiga kali menjabat Menteri
Pekerjaan Umum. Selama revolusi kemerdekaan, ia bertugas sesuai
dengan profesinya, dan dalam kegiatan-kegiatan politik selalu
bersama dengan Dr. J. Leimena dan Mr. J. Latuharhary. Tugas
penting dan berat yang dipercayakan kepadanya dalam rangka
perjuangan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah melikuidasi NIT (Negara Indonesia Timur) dan menumpas
pemberontakan RMS di Maluku. Misi diplomasinya berhasil dengan
baik pada waktu ia menjabat Perdana Menteri NIT dn menjadi anggota
dari Panitia Perundingan dengan RMS dipimpin Dr. J. Leimena.
Sesudah
melewati purna bakti, Ir. Martinus Putuhena masih tetap mengabdi
pada masyarakat. Tokoh nasional dan pejuang ini meninggal dunia
pada tanggal 20 September 1982 di Jakarta. Pemerintah RI dan
bangsa Indonesia menghargainya sebagai salah seorang “MAHAPUTERA
INDONESIA” dan dianugerahi bintang jasa tertinggi “MAHAPUTERA
UTAMA” |