PAHLAWAN NASIONAL MALUKU

 

Ir. MARTINUS  PUTUHENA (1901 – 1982)

Martinus Putuhena dilahirkan dalam suatu keluarga nelayan pada tanggal 27 Mei 1901 di Desa Ihamahu Pulau Saparua. Ia keturunan keluarga besar Putuhena dari Desa Ihamahu di Pulau Saparua. Setelah menamatkan pendidikan dasar pada “Saparoeasche School” di Saparua tahun 1916, ia melanjutkan studi ke sekolah menengah yaitu “MULO” di Tondano (Minahasa) dan tamat pada tahun 1919.

Kemudian melanjutkan ke AMS Jurusan B di Jogyakarta dan lulus pada tahun 1929. Sesudah itu ia ke Bandung dan berkuliah di Technese Hoge School (THS) yaitu Sekolah Tinggi Teknik (Pendahulu ITB), lulus tahun 1927 dan menyandang gelar Insinyur Sipil. Putuhena adalah putera Maluku (Ambon) pertama alaumnus THS Bandung.

Ir. Martinus Putuhena memulai kariernya dengan bekerja pada Jawatan Pekerjaan Umum dan Tenaga di Bandung dan kemudian bertugas diberbagai tempat antara lain di Jakarta, Purwakerto, Curebon. Menjelang Perang Dunia II bertugas ke Lombok sebagai Kepala Jawatan Pekerjaan Umum dan Tenaga. Dimasa berkuliah di Bandung, Putuhena mulai berkenalan dengan politik dan sangat dekat dengan Bung Karno teman yang karib. Ia pun menjadi anggota “Algemeene Studie Club” yang didirikan tahun 1925 dan selalu ikut dalam kegiatan-kegiatan politik dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional. Pada zaman Jepang, Ir. Martinus Putuhena sering dipenjara dan nyaris terbunuh karena tuduhan menentang kekuasaan Jepang. Setelah kembali bertugas ke Jakarta, Putuhena segera terlibat dalam revlusi kemerdekaan.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan dan pembentukan pemerintahan negara Indonesia, Ir. Martinus Putuhena sampai tiga kali menjabat Menteri Pekerjaan Umum. Selama revolusi kemerdekaan, ia bertugas sesuai dengan profesinya, dan dalam kegiatan-kegiatan politik selalu bersama dengan Dr. J. Leimena dan Mr. J. Latuharhary. Tugas penting dan berat yang dipercayakan kepadanya dalam rangka perjuangan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah melikuidasi NIT (Negara Indonesia Timur) dan menumpas pemberontakan RMS di Maluku. Misi diplomasinya berhasil dengan baik pada waktu ia menjabat Perdana Menteri NIT dn menjadi anggota dari Panitia Perundingan dengan RMS dipimpin Dr. J. Leimena.

Sesudah melewati purna bakti, Ir. Martinus Putuhena masih tetap mengabdi pada masyarakat. Tokoh nasional dan pejuang ini meninggal dunia pada tanggal 20 September 1982 di Jakarta. Pemerintah RI dan bangsa Indonesia menghargainya sebagai salah seorang “MAHAPUTERA INDONESIA” dan dianugerahi bintang jasa tertinggi “MAHAPUTERA UTAMA”

 

 

 

       Back | Home