Melkianus
Haulussy dilahirkan dalam suatu keluarga petani pada tanggal 20
Mei 1902 di Desa Ihamahu Pulau Saparua. Ia keturunan keluarga
besar Haulussy dari Desa Ihamahu diPulau Saparua. Setelah
menamatkan pendidikan dasar pada “Saparoeasche School”
di Saparua tahun 1921, Melkianus melanjutkan studi ke Surabaya dan
memasuki sekolah kedokteran NIAS (Nederlandsch Indische
Aartsens School) dan tamat pada tanggal 4 Mei 1932. Sebagai
dokter muda, pertama kali ditempatkan pada rumah sakit CBZ
Surabaya bagian penyakit dalam. Kemudian dipindahkan ke Medische
Propaganda di Jogyakarta sampai tahun 1935.
Pada
tahun 1935 pindah ke Saparua sebagai dokter Pemerintah dan tahun
1936 ke Flores sampai 1940. Sesudah itu ke Surabaya dan Bandung
dengan tugas khusus memberantas penyakit malaria dan penyakit pes.
September tahun 1940, dr. Melkianus Haulussy dipindahkan sebagai
Wakil Insperktur Kesehatan Jawa Barat. Dalam revolusi kemerdekaan
beliau memimpin delegasi Kesehatan Jawa Barat untuk berunding
dengan Belanda. Juga menjadi dokter pada Resimen Pattimura Jawa
Barat.
Dalam
pengembangan kariernya dokter Haulussy pindah ke Jogyakarta dan
diangkat menjadi Kepala Obat-Obatan Kementrian Kesehatan RI dari
tahun 1947 – 1951. Setelah pengakuan kemerdekaan beliau
dipindahkan ke Amahai (Pulau Seram tahun 1951) dan di detasir
ke Makassar tahun 1952, kemudian dipindahkan lagi Jogyakarta.
Beberapa bulan sesudah itu pada tahun 1952, kemudian dipindahkan
ke Maluku sebagai Pimpinan Pemberantasan Penyakit Kusta dan
ditempatkan di Saparua.
Tahun
1954 dr. Haulussy diangkat menjadi Inspektur Kesehatan Propinsi
Maluku dan ditunjuk sebagai tenaga yang diperbantukan pada Jawatan
Kesehatan Resimen Infantri 25 di Ambon. Tanggal 4 Oktober 1958
beliau memasuki masa pensiun, namun pada tanggal 20 Mei 1960
diangkat kembali oleh Departemen Kesehatan RI sebagai pegawai
bulanan pada RST Kodam Maluku dan Irian Barata di Ambon. Pada
tanggal 22 Juli 1960 dengan SK Kepala Staf Angkatan Darat
diperbantukan pada Kesdam XV Maluku – Irian Barat di Ambon.
Dokter
Haulussy terkenal pula sebagai tokoh pendiri Universitas Pattimura
Ambon. Beliau adalah Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Maluku dan
Irian Barat yang merupakan embrio dari perguruan tinggi ini dan
memperjuangkannya menjadi universitas negeri tahun 1962. Di
samping tugas-tugasnya sebagai dokter dan pengabdi pendidikan,
beliau juga menekuni membuat obat tradisional dengan nama “sepahit”
yang dapat dijangkau oleh rakyat kecil dengan harga yang murah
untuk berbagai jenis penyakit.
Sebagai
pejuang kemerdekaan, dr. Haulussy turut dalam perebutan kekuasaan
dari Jepang di Majalengka, turut bergerilya dengan paa pejuang di
Jawab Barat dan Jogyakarta. Atas jasa-jasanya itu maka oleh
Pemerintah Republik Indonesia beliau dianugerahi bintang “SATYA
LENCANA KEBAKTIAN SOSIAL”. Pejuang dan pengabdi bangsa dan
kemanusiaan ini meninggal di Ambon pada tanggal 27 Juli 1983 dalam
usia 81 tahun |