PAHLAWAN NASIONAL MALUKU

 

SAID  PRINTAH

Said Printah alias Pattikakang adalah raja pertama Negeri (Desa) Siri Sori Islam di Pulau Saparua dari marga Pattisahusiwa. Penulis-penulis Belanda menulis nama Said juga sebagai Sayat (Sayat Printah). Tokoh ini ikut berjuang menentang Belanda dalam perang Pattimura tahun 1817 bersama Sarasa Sanaki yaitu Patti Siri Sori Islam yanag diangkat Thomas Matulessy Kapitan Pattimura dan yang menandatangani “Proklamasi Haria”. Verheull menulis bahwa Said Printah dihukum mati gantung pada pagi hari tanggal 16 Desember 1817 bersama ketiga pahlawan lainnya yaitu Anthone Rhebok Kapten Borgor, Philip Latumahina Letnan Borgor, Melchior Kesaulya alias Pattisaha dan Thomas Matulessy alias Pattimura.

Sebenarnya nama Said Printah sebagai Raja Siri Sori Islam yang mati digantung pada pagi hari tanggal 16 Desember 1817 itu tidak ada namanya dalam surat keputusan eksekusi dari Buyskes bersama ketiga pahlawan di atas. Hal ini diperkuat lagi oleh daftar silsilah keturunan raja-raja Siri Sori Islam, yang menjelaskan bahwa raja mereka yang pertama adalah Said Printah alias Pattikahang. Ia diberhentikan dengan hormat pada tahun 1819, meninggalnya kapan tidak diketahui. Dengan demikian jelas bahwa Said Printah tidak termasuk pahlawan yang dihukum mati gantung pada pagi tanggal 6 Desember 1817. Sejarahwan I. O. Nanulaitta, mengatakan bahwa Said Printah adalah raja Siri Sori Islam, tokoh historis yang berjuang melawan Belanda, juga dihukum mati gantung. Hanya saja vonis Raad van Yustitie harus membuktikan “missing link” ini dan juga keputusan Buyskes. Tapi kedua-duanya belum ditemui atau tidak ada. Sejarahwan J. A. Pattikayhatu berpendapat bahwa yang dimaksud Verheull dengan Said atau Sayat Printah itu adalah Melchior Kasaulya yaitu tokoh yang diangkat Pattimura untuk mewakili raja Siri Sori yaitu Salomon Kesaulya yang telah berkhianat dan tewas dalam pertempuran Waisisil

 

 

 

 

       Back | Home